El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang
ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di pasifik ekuator atau anomali
suhu muka laut di wilayah perairan tersebut positif (lebih tinggi dari rata-ratanya).
Sedangkan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino yaitu ditandai dengan
mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator atau anomali suhu muka laut
di wilayah perairan tersebut negatif (lebih rendah dari rata-ratanya).
Berdasarkan intensitasnya, El Nino dapat dikategorikan sebagai :
1. El Nino lemah (Weak El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut di Pasifik
Ekuator bernilai positif antara (+0,5°C) s.d. (+1,0°C) dan berlangsung selama
3 bulan berturut-turut atau lebih.
2. El Nino Sedang (Moderate El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut di
Pasifik Ekuator bernilai positif antara (+1,1°C ) s.d. (+1,5°C) dan berlangsung
selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
3. El Nino kuat (Strong El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut di Pasifik
Ekuator bernilai positif >1,5°C dan berlangsung selama 3 bulan berturut-turut
atau lebih.
Fenomena El Nino umumnya berdampak curah hujan di sebagian wilayah
Indonesia akan berkurang. Berkurangnya curah hujan tersebut sangat tergantung
dari intensitas El Nino yang sedang berlangsung. Mengingat luasnya wilayah Indonesia dan posisi geografis Indonesia yang merupakan benua maritim, maka
tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh El Nino. Sebaliknya, fenomena
La Nina umumnya akan berdampak meningkatnya curah hujan di indonesia yang
intensitasnya juga tergantung dari intensitas La Nina yang sedang berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar