Globalisasi
globalisasi adalah suatu proses sosial yang di dalamnya kendala
geografi terhadap pengaturan sosial dan budaya menjadi surut dan manusia
menjadi semakin sadar bahwa pengaturan tersebut menjadi semakin surut.
Globalisasi menciptakan masyarakat dunia saling bergantung dalam berbagai
bidang kehidupan
Bentuk globalisasi:
1. Bidang budaya
2. Bidang komunikasi
3. Bidang ekonomi
4. Bidang IPTEK
5. Bidang transportasi
Dampak Positif Globalisasi
1) Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2) Meningkatnya Efektivitas dan Efi siensi
3) Perekonomian Suatu Negara Semakin Meningkat
4) Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat
5) Komunikasi Semakin Cepat dan Mudah
6) Berkembangnya Dunia Pariwisata
7) Perkembangan Alat Komunikasi dan Keterbukaan Informasi
Dampak Negatif Globalisasi
1)
Westernisasi
Faktor penyebab terjadinya westernisasi
sebagai berikut!
(1) Kurang
penguasaan dan berkembangnya iptek.
(2)
Masyarakat yang bersifat konsumtif terhadap barang-barang luar negeri.
(3)
Maraknya budaya Barat dan akulturasi (percampuran) budaya.
(4)
Kurangnya kesadaran masyarakat memilah budaya yang baik atau buruk.
(5)
Munculnya keinginan untuk mencari kebebasan, seperti negara negara Barat
(6)
Meniru gaya berbusana, rambut, serta gaya hidup ke barat-baratan.
Dampak Positif Westernisasi
(1)
Dapat menguasai iptek.
(2) Terjadi akulturasi (percampuran) budaya sehingga
tidak mengalami kebosanan budaya karena masyarakat selalu menginginkan hal-hal
yang baru.
(3)
Penggunaan bahasa lain dalam komunikasi meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
(4)
Munculnya ide-ide baru yang dapat membantu kemajuan iptek.
Dampak Negatif Westernisasi
(1)
Lunturnya jiwa nasionalis dan jati diri bangsa.
(2)
Melunturkan semangat cinta akan bangsa dan budaya sendiri.
(3)
Gaya hidup yang bersifat konsumtif.
(4)
Mencari segala sesuatu yang instan.
(5) Budaya Barat yang dikenal dengan konsep
liberalisme, mengakibatkanmunculnya pornografi , pergaulan bebas, dan
sebagainya.
2)
Demoralisasi
3)
Kesenjangan Sosial Ekonomi
4)
Kriminalitas
5)
Pencemaran
6)
Kenakalan remaja: Vandalisme dan tawuran merupakan salah satu gejala kenakalan remaja yang
banyak ditemukan di sekitar lingkungan.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja di antaranya
sebagai berikut.
(a) Kenakalan remaja yang menimbulkan
korban fi sik pada orang lain, seperti perkelahian, perampokan, pembunuhan.
(b) Kenakalan remaja yang menimbukan
korban materi, seperti perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan.
(c) Kenakalan remaja yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, seperti
penyalahgunaan narkoba.
(d) Kenakalan yang melawan status, sebagai
pelajar dengan cara membolos, mengingkari status sebagai anak dengan cara pergi
dari rumah atau membantah perintah orang tua.
(e) Kenakalan remaja nonkriminal adalah
remaja yang cenderung tertarik pada kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis
terhadap kegiatan masyarakat atau sekolah, melamun, mudah tersinggung, dan
sebagainya.
(f) Perasaannya sangat peka dan mudah
terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri.
Gejala dari kenakalan remaja bentuk
tersebut di antaranya sebagai berikut.
(a) Mengebut di jalan.
(b) Membentuk kelompok-kelompok dengan
aturan tidak etis, misalnya kelompok pergaulan bebas.
(c) Membentuk kelompok yang cenderung
membawa ke arah destruktif, seperti kelompok tawuran, pemerasan.
(d) Pengedaran gambar atau VCD porno di
kalangan anak remaja.
(e) Memakai, mengedarkan, dan memasuki
jaringan pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang.
(f) Tindakan indisipliner di sekolah, di
rumah, di tempat umum, misalnya tidak masuk sekolah, membolos, tawuran, tidak
patuh pada orang tua, dan guru.
(g) Mencoret-coret dan merusak fasilitas
umum.
(h) Melakukan tindakan penyimpangan
seksual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta norma yang berlaku, misalnya
pemerkosaan, pencabulan, kumpul kebo dan sebagainya.
(i) Melakukan tindakan kriminal misalnya:
mencuri, merampok, membunuh dan sebagainya.
Faktor Intern kenakalan ramaja (1) Krisis
Identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Integrasi pertama, terbentuknya perasaan
akan konsisten dalam kehidupannya. Integrasi kedua, tercapainya identitas
peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua. (2) Faktor Kepribadian: Masa remaja dikatakan
sebagai masa yang sedang mencari jati diri. Pada periode ini, seseorang
meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini dirasakan
sebagai suatu krisis identitas karena belum adanya pegangan. Kepribadian
yang tidak dapat dibentuk dengan baik akan mengarahkan remaja untuk
melakukan kenakalan dan tindakan menyimpang dari nilai dan norma yang
berlaku. (3) Faktor status dan peranannya dalam masyarakat
Tindakan menyimpang terhadap hukum yang pernah dilakukan anak mendorong
kembali si anak melakukan penyimpangan. Seorang anak yang pernah berbuat
menyimpang terhadap hukum yang berlaku, sering kali pada saat kembali ke
masyarakat status atau sebutan ’’eks atau mantan atau bekas” yang diberikan oleh
masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan
tindakan penyimpangan hukum karena merasa tertolak dan terasingkan. Faktor Eksternal kenakalan remaja (1) Kondisi Lingkungan Keluarga: Kondisi orang tua
di lingkungan keluarga dapat menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.
Misalnya saja, orang tua yang disibukkan oleh karir dan pekerjaaan, menjadi
kurang perhatian dan memberikan kasih sayang kepada anak. Selain itu,
kesibukan mereka mengakibatkan kurangnya proses dialogis dan komunikasi
efektif antara orang tua dan anak. Penyebab kenakalan remaja pada anak dari
keluarga mampu atau kaya bukan terletak pada materi, tetapi lebih pada
kurangnya kasih sayang dan perhatian. Sementara pada keluarga yang kurang
mampu, penyebab kenakalan remaja adalah kurangnya perhatian orang tua
karena sibuk mencari nafkah, ketidakmampuan untuk rekreasi, kondisi
perumahan yang tidak memenuhi syarat, ketidakmampuan orang tua
menyekolahkan anak, suatu pengaruh seseorang memiliki daya beli bukan
karena faktor kebutuhan, tetapi takut akan sebutan ketinggalan zaman dan
hanya untuk memenuhi gaya hidup dan sebagainya. (2) Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang
Baik : Apabila sistem pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap
pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan
memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum
atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang
wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja.
Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan
makin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan
anak muda (3) Kondisi Geografi s atau Kondisi Alam Fisik
:Kondisi geografi s yang tidak subur, kering, tandus dapat juga menjadi
penyebab seorang remaja melakukan tindakan menyimpang, terlebih pada
individu yang bermental negatif. Tindakan kenakalan remaja akibat dari
kondisi ini, misalnya melakukan pencurian, mengganggu keamanan untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan, melakukan perusakan. (4) Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik : Kesenjangan yang nyata dan tampak antara orang kaya dan orang miskin menyebabkan kecemburuan sosial yang dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (perang, konflik antarparpol dan sebagainya) dapat memengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan penyimpangan. |
upaya mengatasi kenakalan remaja sebagai berikut.
(a) Menguatkan
sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
(b) Memberikan
pendidikan tidak hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan, tetapi
juga pendidikan mental, pribadi, agama dan budi pekerti.
(c) Menyediakan
sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang
wajar.
(d) Menyelenggarakan
kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan
pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
(e) Mendirikan
tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja.
Sumber:
isip.undip.ac.id/id/2016/07/17/teatrikal-makroekonomisme-globalisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar