A.
MASA
KEMERDEKAAN (1945-1950)
Keberhasilan
bangsa Indonesia meraih kemerdekaan telah membawa perubahan besar bagi
masyarakat Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, kita selalu melaksanakan
perayaan memperingati hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Peringatan
hari kemerdekaan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kemerdekaan kepada kita. Selain
itu peringatan ini juga merupakan ungkapan terima kasih kita kepada para
pahlawan yang telah mengorbankan harta jiwa dan raga mereka untuk kemerdekaan
Indonesia.
Sebagai generasi muda penerus bangsa, hal apa saja yang sudah
kamu lakukan untuk memajukan bangsa Indonesia yang merdeka ini ??????
1. PROKLAMASI KEMERDEKAAN
a. Persiapan Kemerdekaan
Indonesia
Menjelang akhir tahun
1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Satu demi satu
daerah jajahannya jatuh ke tangan pasukan Sekutu. Untuk menghadapi Sekutu,
Jepang mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang diduduki dengan memberikan
janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jenderal
Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Janji ini dikemukakan di
depan Parlemen Jepang, dengan tujuan untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai
pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantor- kantor,
tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. Berkaitan dengan janji yang
telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). BPUPKI terdiri
dari 63 orang yang diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Dalam
aktivitasnya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama
dilaksanakan pada 29 Mei–1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10–17
Juli 1945.
b. Sidang Pertama
BPUPKI
Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia
merdeka. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara yang benar- benar tepat, maka
acara dalam sidang ini adalah mendengarkan pidato dari tiga tokoh utama
pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir
Soekarno.
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang
dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dikenal dengan istilah Pancasila. Peristiwa ini dikenang
dengan ditetapkannya tanggal 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Sampai
akhir masa sidang pertama ini, belum ditemukan kesepakatan rumusan dasar negara
Republik Indonesia yang benar-benar tepat. Oleh karena itu, dibentuklah suatu
panitia kecil yang beranggota Sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Panitia ini dinamakan ‘Panitia Sembilan’. Tugas
panitia Sembilan adalah mengolah usulan dari anggota BPUPKI mengenai dasar
negara Republik Indonesia. Pertemuan Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang
disebut Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, yang
disetujui secara bulat dan ditandatangani pada 22 Juni 1945.
c. Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga
membicarakan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta sidang
setuju dengan bentuk republik. Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil yang
beranggotakan 19 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir.
Soekarno. Selanjutnya Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai
inti pembukaan UUD.
Panitia Perancang UUD juga membentuk panitia lebih kecil beranggotakan 7
orang yang diketuai oleh Soepomo untuk merumuskan batang tubuh UUD. Pada
tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno melaporkan
hasil kerja panitia yaitu:
• Pernyataan Indonesia
Merdeka.
• Pembukaan
Undang-Undang Dasar.
• Batang Tubuh UUD.
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai melaksanakan tugasnya.
Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah Undang-Undang
Dasar yang dibentuk Panitia Perancang UUD.
d. Pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan
tugasnya, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia. Selanjutnya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketua PPKI adalah
Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta, sebagai penasihat diangkat Mr.
Achmad Subardjo.
Pada awal pembentukannya, jumlah anggota PPKI terdiri atas 21 orang,
kemudian ditambah 6 orang, jadi jumlahnya 27 orang. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan
dengan keperluan pergantian kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa
Indonesia.
e. Peristiwa Rengasdengklok
Perbedaan
pendapat yang melatarbelakangi peristiwa Rengasdengklok menunjukkan adanya
saling menghargai antara Sukarno-Hatta dan para pemuda. Walaupun Sukarno-Hatta
dibawa paksa oleh para pemuda, namun mereka tetap menghormati kedua tokoh ini.
Soekarno-Hatta diperlakukan dengan hormat. Sukarno dan Hatta pun tidak membenci
para pemuda, bahkan keduanya akhirnya menuruti keinginan para pemuda untuk
memproklamasikan kemerdekaan tanpa persetujuan Jepang.
f. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Pada malam hari, 16 Agustus 1945, pukul
20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat menuju Jakarta. Mereka
tiba di Jakarta pada pukul 23.00, lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda (Kepala
Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat). Sukarni dari golongan muda mengajukan usul
bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir, tetapi
cukup oleh Soekarno dan Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Selain itu
Sukarni juga mengusulkan agar Soekarno yang membacakan teks proklamasi
tersebut. Usulan dari Sukarni dterima, kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti
Melik untuk mengetik naskah proklamasi dengan beberapa perubahan yang telah
disetujui.
Pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Moh.
Hatta dan Ahmad Subardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama
dari teks proklamasi merupakan saran Ahmad Subardjo sedangkan kalimat terakhir
merupakan sumbangan dari Muh. Hatta. Adapun kalimat pertama berisi pernyataan
kehendak Bangsa Indonesia untuk merdeka, dan kalimat kedua berisi pernyataan
mengenai pemindahan kekuasaan. Pada pukul 04.00 WIB, Soekarno membacakan hasil
rumusan tersebut. Akhirnya, seluruh tokoh yang hadir pada saat itu menyetujui
secara bulat konsep proklamasi tersebut.
g. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
Proklamasi adalah momentum penting bagi
bangsa Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan langkah awal untuk
menata diri agar diakui keberadaannya oleh dunia internasional. Teks Proklamasi
dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 195 tepat pukul 10.00 WIB. Setelah
pidato dan pembacaan proklamasi selesai, kemudian dilakukan pengibaran bendera
Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Rakyat yang hadir serempak
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Peristiwa ini membawa pengaruh yang luar biasa hebatnya bagi
bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan tonggak berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat.
1. TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Pada
saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
Indonesia belum memiliki kepala pemerintahan dan sistem administrasi wilayah
yang jelas. Setelah proklamasi kemerdekaan, segera dibentuk kelengkapan
pemerintahan dengan tujuan agar pembangunan dapat berlangsung dengan baik. Para
pemimpin segera membentuk lembaga pemerintahan dan kelengkapan negara sehari
setelah proklamasi dikumandangkan. PPKI segera menyelenggarakan rapat-rapat
yang menghasilkan beberapa keputusan penting sebagai berikut :
a.
Pengesahan
UUD 1945
b.
Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden
c.
Pembagian
Wilayah Indonesia
d.
Pembentukan
Kementrian
e.
Pembentukan
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
f.
Membentuk
Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
2. PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaannya atas Indonesia. Dalam mempertahankan kemerdekaannya, bangsa Indonesia melakukan berbagai upaya.
a. Perjuangan melalui Diplomasi
Berikut
ini adalah beberapa upaya diplomasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan :
1)
Perundingan
Linggarjati
2)
Perundingan
Renville
3)
Perundingan
Roem-Royen
4)
Konferensi
Meja Bundar
b. Perjuangan Fisik
Perjuangan
fisik (bersenjata) yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mempertahakan
kemerdekaan diantaranya :
1)
Pertempuran
Surabaya
2)
Pertempuran
Lima Hari di Semarang
3)
Pertempuran
Ambarawa
4)
Bandung
Lautan Api
5)
Pertempuran
Medan Area
6)
Pertempuran
Puputan Marganara
7) Serangan Umum 1 Maret 1949
PERKEMBANGAN POLITIK INDONESIA PADA MASA KEMERDEKAAN
a. Republik Indonesia Serikat
Sesuai hasil
kesepakatan Konferensi Meja Bundar, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
berubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Republik Indonesia Serikat
(RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 dengan Undang-Undang Dasar
Sementara sebagai konstitusinya. Sesuai dengan isi konstitusi baru itu, negara
berbentuk federasi dan meliputi seluruh daerah Indonesia. Yang tergabung dalam
federasi ini antara lain adalah sebagai berikut.
•
Negara bagian yang meliputi: Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara
Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara Sumatra Timur, dan
Republik Indonesia
•
Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan Jawa
Tengah.
•
Daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang.
b. Kembali menjadi Negara Kesatuan Repulik Indonesia
Pada bulan April 1950, hampir seluruh negara bagian dan satuan-satuan
kenegaraan telah bergabung dengan Republik Indonesia, kecuali Negara Indonesia
Timur dan Negara Sumatra Timur. Berkat pendekatan dan ajakan yang dilakukan,
Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur akhirnya menyatakan
keinginannya untuk bergabung kembali ke dalam NKRI. Kedua negara bagian
tersebut kemudian memberikan mandatnya kepada pemerintah RIS guna mengadakan
pembicaraan mengenai pembentukan Negara Kesatuan dengan pemerintah RI pada 12
Mei 1950.
Pada tanggal 19 Mei 1950, ditandatangani sebuah piagam
persetujuan antara Pemerintah RIS dan Pemerintah RI. Piagam itu menyatakan
kedua pihak dalam waktu singkat akan bersama-sama melaksanakan pembentukan
negara kesatuan. RIS pun bubar dan berganti menjadi Republik Indonesia pada 17
Agustus 1950. Bersamaan dengan itu, kabinet RIS yang dipimpin Hatta mengakhiri
masa tugasnya.
c. Gangguan Keamanan
· Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan ini
terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin oleh Muso. Tujuan dari
pemberontakan PKI Madiun adalah ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan
komunis serta ingin mendirikan Soviet Republik Indonesia. Pemberontakan PKI
Madiun melakukan aksinya dengan menguasai seluruh karesidenan Pati. PKI juga
melakukan pembunuhan dan penculikan ini secara besar-besaran. Pada tanggal 30
September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang
dibantu oleh rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi H
Jawa Tengah bagian timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur).
· Pemberontakan DI/TII di berbagai wilayah
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
adalah suatu gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam
Indonesia. Pemberontakan DI/TII bermula di Jawa Barat, kemudian menyebar ke daerah-daerah
lain, seperti Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan
Pemberontakan PKI dan DI/TII ini untuk
lebih jelasnya bisa kalian baca pada buku paket atau sumber belajar lainnya
yaa !!! |
2. PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA PADA MASA KEMERDEKAAN
Pada
masa kemerdekaan keadaan ekonomi bangsa Indonesia masih belum stabil. Hal ini
disebabkan oleh masalah-masalah ekonomi yang terjadi saat itu. Masalah-masalah
tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Permasalahan Inflasi
Beberapa
bulan setelah Proklamasi
Kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami inflasi yang terlalu tinggi
(hiperinflasi). Inflasi terjadi karena mata uang Jepang beredar secara tak
terkendali. Pada saat itu, pemerintah tidak dapat menyatakan mata uang Jepang
tidak berlaku karena belum memiliki mata uang sendiri sebagai penggantinya. Kas
Negara pun kosong, pajak dan bea masuk sangat kecil. Untuk mengatasi masalah
ini, pemerintah mengambil kebijakan berlakunya mata uang De Javasche Bank, mata
uang pemerintah Hindia Belanda dan mata uang pendudukan Jepang.
b. Blokade Laut
Blokade
laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945. Blokade ini
menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia. Akibatnya, barang-barang
dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia tidak dapat
memperoleh barang-barang impor yang sangat dibutuhkan. Tujuan Belanda melakukan
blokade ini adalah untuk meruntuhkan perekonomian Indonesia. Dalam rangka
menghadapi blokade laut ini, pemerintah melakukan berbagai upaya, di antaranya
sebagai berikut:
·
Melakukan
program pinjaman nasional
·
Melakukan
diplomasi ke India
· Mengadakan hubungan dagang ke luar negeri
TAHUKAH KAMU
?????? Sebagai bangsa yang pernah mengalami
penjajahan bangsa asing, antara India dan Indonesia terjalin rasa senasib
dan sependeritaan. Perasaan ini makin diperkuat lagi karena keduanya
sama-sama anti penjajahan. Pada masa-masa sulit, pemerintah Indonesia
pernah mengirim bantuan berupa 50.000 ton padi pada India yang sedang
mengalami bahaya kelaparan. Hal ini merupakan hasil kesepakatan antara PM.
Syahrir dengan wakil pemerintah India, K.L. Punjabi tanggal 18 Mei 1946.
Sebaliknya India kemudian mengirim bantuan obat-obatan untuk Indonesia.
Penyerahan beras dilaksanakan pada tanggal 20Agustus 1946 di Probolinggo,
Jawa Timur. Sedangkan pengangkutannya ke India dilakukan oleh kapal laut
yang disediakan pemerintah India sendiri. “Diplomasi Beras” ini menjadikan
Indonesia makin mendapat simpat dunia. |
3. KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA KEMERDEKAAN
a. Kehidupan Sosial
Sebelum kemerdekaan, telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi-bagi kelas-kelas masyarakat. Saat itu, masyarakat Indonesia
didominasi oleh warga Eropa dan Jepang, sebagian besar warga pribumi hanyalah
masyarakat rendahan yang menjadi pekerja bagi para bangsawan dan penguasa.
Setelah Indonesia merdeka, segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dan
semua warga Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala
bidang.
b. Pendidikan
Pada masa penjajahan,
kesempatan memperolah pendidikan bagi anak-anak Indonesia sangat terbatas. Dari
sejumlah anak-anak usia sekolah, hanya sebagian kecil saja yang sempat
menikmati sekolah. Akibatnya, sebagian besar penduduk Indonesia masih buta
huruf. Oleh karena itu, segera setelah Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah
mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan (PP dan K).
c. Kebudayaan
Dalam bidang kesenian, banyak muncul lagu yang bertemakan nasionalisme yang diciptakan oleh para komponis seperti Cornel Simajuntak, Kusbini, dan Ismail Marzuki. Lagu-lagu tersebut antara lain, Bagimu negeri, Halo-Halo Bandung, Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar.
Tugas formatif
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=D2Uq2xu9jfI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar